65

Kembali Mengurus Jam’iyyah

Muktamar NU ke-32 di Makassar dan Menjadi Katib PBNU

“KH. Hasyim Muzadi! Mbah Hasyim! KH. Sahal Mahfudz!

Mbah Sahal!” begitulah bunyi yel-yel yang diteriakkan

oleh masing-masing pendukung dan disusul dengan tepuk

tangan yang riuh di Aula Asrama Haji Sudiang, Makassar,

Sabtu (27/3/2010) (Sugiyarto, 2015). Para peserta begitu

semangatnya mendukung masing-masing kandidat Rais

Aam PBNU. Situasi ini menggambarkan betapa alotnya

penentuan Rais Aam PBNU pada saat itu.

Sebelum Muktamar ke 32 PBNU dilaksanakan yang

bertempat di Makassar, masing-masing pendukung

kandidat sudah melakukan manuver politik. Gus Yahya

terlibat penting dan menjadi bagian penting dalam

dinamika tersebut. Ia bermanuver agar KH. Sahal Mahfudh

melanjutkan posisinya sebagai Rais Aam untuk periode

yang kedua dan menggagalkan pencalonan KH. Hasyim

Muzadi. Gus Yahya berangkat ke Makassar dan dengan

berbagai macam manuver bersama tim, Gus Yahya berhasil

mempertahankan posisi KH. Sahal Mahfudh untuk periode

yang kedua.